Oleh: Hafidz Azhar
pertama kali aku melihat, merahmu hidup seperti darah..
kalau dalam tubuh, darah itu mengalir ke organ-organ tubuh lainnya...
warnamu itu mendarah daging merah...
hingga semua manusiapun darahnya merah, tak ada yang putih...
aku heran kenapa kau berubah menjadi hitam..
hitam, dan hanya sedikit merahmu..
sampai sekarang,
merahnya padam...
kehitam-hitaman...
baiklah ini untuk kalian...
masih ingatkah ketika aku dan kalian hinggap di tempat berkubah??
berkumpul, bertukar kata dengan kata...
ingatkah ketika aku dan kalian saling berjanji mengukir ini dan itu??
ingatkah ketika aku dan kalian dihimpit para border dari sekian banyak border-border bersenjata??
ingatkah??dan apakah selalu kalian ingat??
lalu, inilah akhirnya??
buang kotoran-kotoran anjing yang ada di kepalamu itu..
pikiran-pikiran udik yang melekat pada dirimu..
kini bukan lagi kita berbicara mimpi..
karena mimpi kita merasa iri..
hanya bisa ini dan itu...
lihatlah olehmu!!kita tak lagi bersatu, karena kau selalu ragu...
jika ada puisi yang tertulis "pecahkan saja gelasnya biar ramai"..
maka itulah yang pantas untuk kita...
terutama kau merah, aku dan kalian...